PENGERTIAN
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan untuk memerankan suatu karakter tertentu.

SEJARAH DRAMA
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Piramid yang bertanggal 4000SM,adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.

Ada tiga macam teori yang muncul tentang dari mana asal mula drama.
Menurut Brockett, drama adalah hasil perkembangan dari upacara religius primitif yang dipentaskan untuk minta pertolongan dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan binatang atau makhuk hidup lainnya dan kadang-kadang meniru action berburu. Namun sayangnya upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi.

Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makin lama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.

Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah-kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah-kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur.

Ketiga teori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang benar.

BENTUK-BENTUK DRAMA
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua
a. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2. Berdasarkan sajian isinya
a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c. Tragedi komedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
c. Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a. Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
c. Tablau, yaitu drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
5. Drama menurut masanya
a. Drama baru, yaitu drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
b. Drama Lama / Drama Klasik, yaitu drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

6. Bentuk-bentuk lain
a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
b. Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan (muncul abad ke-18).
d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan tokoh utama
f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
i. Passie, yaitu drama yang mengandung unsur agama / religius.
j. Wayang,yaitu drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.

UNSUR-UNSUR DRAMA

 Unsur-unsur pokok naskah drama adalah :
1. Judul : Judul drama yang dibuat semenarik mungkin
2. Prolog : cerita pengantar sebelum drama dimulai
3. Dialog : Percakapan dua orang / lebih dalam drama
4. Monolog : Percakapan seorang diri
5. Babak : Membagi drama menjadi beberapa bagian
6. Adegan : Membagi babak menjadi beberapa bagian
7. Tema : Topik inti drama
8. Setting : Latar drama
9. Alur/plot : Jalan cerita drama
10. penokohan : Pembagian watak tokoh
11. epilog : Cerita penutup yang mengakhiri drama


Sedangkan drama memiliki 2 unsur pokok. Yaitu unsur intrisik dan entrinsik.

 Unsur-unsur intrinsik drama adalah :
1. Alur
Alur/plot adalah jalan cerita drama. Alur ada 3 jenis.yaitu :
• Alur maju
• Alur mundur
• Alur campuran
2. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang yang ditanamkan secara tidak langsung ke dalam benak para penonton drama.
3. Bahasa
Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa dengan tujuan untuk menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan aturan aturan yang ada dalam tata bahasa baku.
4. Dialog
Dialog drama ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik, filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karekter tokoh cerita.
5. Latar
Latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.
6. Tema
Topik drama yang menjadi pokok pembicaraan.
7. tokoh
Tokoh dalam drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebebanya istilah tokoh juga disebut karakter atau watak. Istilah penokohan juga sering disamakan dengan istilah perwatakan atau karakterisasi.
berdasarkan peranannya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yakni :
1. Antagonis : tokoh utama berprilaku jahat
2. Protagonis : tokoh utama berprilaku baik
3. Tritagonis : tokoh yang berperan sebagai tokoh pembantu.

Berdasarkan fungsinya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasi menjadi 3 macam juga, yakni :
1. Sentral : tokoh yang berfungsi sebagai penentu gerakan alur cerita.
2. Utama : tokoh yang berfungsi sebagai pendukung tokoh antagonis atau protagonis.
3. Tokoh pembantu : tokoh yang berfungsi sebagai pelengkap penderita dalam alur cerita.

Sedangkan watak tokoh cerita dapat diungkapkan melalui 5 teknik. Yaitu :
1. Apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dikehendaki tentang dirinya atau tentang diri orang lain.
2. Lakuan, tindakan.
3. Cakapan, ucapan, ujaran.
4. Kehendak, perasaan, pikiran.
5. Penampilan fisik.

 unsur-unsur ekstrinsik drama 4. yakni :
1. Keadaan subjektifitas individu pengarang (sikap, keyakinan, dan pandangan hidup).
2. Psikologi, meliputi psikologi pengarang, psikologi pembaca, dan psikologi terapan.
3. Keadaan lingkungan di sekitar pengarang (politik, ekonomi, dan sosial).
4. Pandangan hidup suatu bangsa (ideologi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar