TAMAN WISATA ALAM SANGEH

Taman Wisata Alam (TWA) Sangeh terletak di Desa Sangeh Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. ( kurang lebih 25km di sebelah utara kota Denpasar).Taman Wisata Alam Sangeh terdiri dari hutan alam yang luasny 13,97 Ha. Kelompok atau Kawasan Hutan ini terletak ditengah persawahan dan pemukiman. Status kawasan ini sebelumnya adalah Cagar Alam. Dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 87/Kpts-II/1993 tanggal 16 Pebruari 1993, status Cagar Alam diubah menjadi Taman Wisata Alam.

Batas kawasan Taman Wisata Alam Sangeh adalah :
• Di sebelah utara : Desa Sangeh,
• Di sebelah selatan : Desa Sangeh,
• Di sebelah timur : Desa Sangeh,
• Di sebelah barat : Desa Cau Blayu, Kabupaten Tabanan.
Obyek Taman Wisata Alam Sangeh mulai dirintis pada 1 Januari 1969 dan mulai mengalami kemapanan pada tahun 1971 dengan sumber pembiayaan pembangunan dari sumbangan sukarela / dana puniayang dikenakan kepada setiap pengunjung yang masuk ke Obyek Wisata Sangeh. Mulai 1 Januari 196 dikenakan Retribusi berdasarkan Perda Tk. II Badung No. 20 Tahun 1995. Dalam teknik pengelolaan obyek wisata Sangeh sepenuhnya merupakan hak dari pada pengelola dalam hal ini Desa Adat Sangeh.


DAYA TARIK
Daya tarik utama yang dimiliki oleh TWA. Sangeh adalah komunitas kera abu /kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang cukup jinak dan nakal, dengan jumlah pupolasi kurang lebih 400 ekor yang terbagi dalam tiga kelompok. Kera-kera tersebut sering bertingkah laku yang menarik pengunjung.Selain itu terdapat pula hutan pohon pala (Dipterocarpus trinervis) alam murni, yang sangat khas dan mendominasi jenis flora didalam kawasan ini. Di dalam kawasan taman wisata sangeh juga terdapat 2 Pura, yaitu Pura Bukit Sari dan Pura Melanting merupakan Pura peninggalan Abad ke-17 pada waktu kejayaan kerajaan Mengwi,yang serta merta menambah daya tarik khas kawasan ini. keberadaan Obyek Wisata sangeh sangat disakralkan oleh masyarakat Sangeh dan sekitarnya, maka bagi yang datang bulan atau yang ada kecuntakan (keluarganya ada yang meninggal) diharapkan tidak memasuki kawasan pura.





SEJARAH PURA BUKIT SARI
Hutan pohon pala yang disebut Bukit Sari,di Desa Sangeh tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan Pura Bukit Sari yang berada di tengah hutan pala tersebut. Keberadaan pohon pala ini memang sedikit unik. Karena di sekitar daerah tersebut tidak ada pohon seperti itu. Padahal daerah di mana pohon pala itu seharusnya tumbuh berupa dataran saja bukan bukit. Adanya Pura Bukit Sari di hutan pohon pala Desa Sangeh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung ini diceritakan secara mitologis dalam Lontar Babad Mengwi.
Diceritakan putri Ida Batara di Gunung Agung berkeinginan untuk disungsung di Kerajaan Mengwi. Atas kehendak beliau maka hutan pala yang ada di Gunung Agung tempat putri Ida Batara Gunung Agung bermukim pindah secara misterius pada waktu malam.Perjalanan belum sampai di Kerajaan Mengwi, keadaan sudah siang dan telanjur ada yang mengetahui perjalanan tersebut. Hal ini konon yang menyebabkan hutan pala tersebut tidak bisa berjalan lagi menuju Mengwi dan berhenti di Desa Sangeh sekarang. Konon putra angkat Raja Mengwi yang pertama, yang bernama Anak Agung Ketut Karangasem menemukan bekas bangunan pelinggih.
Atas penemuan tersebut raja Mengwi pertama yang bergelar Cokorda Sakti Blambangan memerintahkan untuk membangun kembali pura tersebut dan diberi nama Pura Bukit Sari. Yang dipuja di pura tersebut adalah Ida Batara Gunung Agung dan Batara Melanting. Pura Besakih di lereng Gunung Agung itu tergolong Pura Purusa atau sebagai jiwa dari Pulau Bali.
Pemujaan Ida Batara Gunung Agung dan Batari Melanting di Pura Bukit Sari di Desa Sangeh ini adalah bertujuan memuja Tuhan untuk mendapatkan tuntunan spiritual dalam mengembangkan hidup yang penuh dengan gagasan-gagasan kehidupan yang mulia serta untuk membangun kehidupan yang makmur secara ekonomi.


SARANA DAN PRASARANA

Disekitar kawasan ini telah tersedia sarana prasarana penunjang wisata yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Badung, maupun perorangan antara lain MCK, tempat parkir, jasa pelayanan foto polaroid, art shop serta pemandu wisata. Didalam dan di sekeliling kawasan telah dibangun jalan setapak yang dibangun oleh Desa Adat dan Pemerintah kabupaten Badung,sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengelilingi kawasan ini. Juga tersedia pos jaga Resort KSDA Sangeh dengan petugas/tenaga pemandu yang siap memandu masuk kedalam kawasan. Transportasi ke TWA Sangeh pun sangat lancar karena kendaraan umum jurusan Denpasar-Blahkiuh sudah merupakan jaringan transportasi umum.


TUJUAN PENGOLAHAN
Penetapan kawasan ini sebagai Taman Wisata Alam bertujuan untuk :
1. Melindungi ekosistem hutan Pala (Dipterocarpus trinervis) alam, dengan luasan yang relatif besar, sebagai ekosistem Pala alami yang masih tersisa di Bali.
2. Perlindungan dan pengawetan tumbuhan dan satwa liar yang langka dan penting, seperti pohon Pala (Dipterocarpus trinervis), Amplas (Tetracera scandens), Buni (Antidesma bunius), dan jenis satwa seperti Elang (Haliaester indus), Alap-alap (Elanus hypoleucus), dan terutama Kera Abu (Macaca fascicularis), dll.
3. Pelestarian budaya, berupa Pura Bukit Sari dan Pura Melanting, yang keduanya terletak didalam kawasan TWA Sangeh.
4. Pemanfaatan secara berkelanjutan potensi wisata alam yang didominasi oleh keberadaan koloni Kera Abu (Macaca fascicularis) dalam jumlah yang cukup banyak, dan jinak, maupun komunitas pohon Pala (Dipterocarpus trinervis) sebagai bahan kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
PENGERTIAN
Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan untuk memerankan suatu karakter tertentu.

SEJARAH DRAMA
Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno. Piramid yang bertanggal 4000SM,adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya.

Ada tiga macam teori yang muncul tentang dari mana asal mula drama.
Menurut Brockett, drama adalah hasil perkembangan dari upacara religius primitif yang dipentaskan untuk minta pertolongan dari Dewa. Upacara ini mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan binatang atau makhuk hidup lainnya dan kadang-kadang meniru action berburu. Namun sayangnya upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi.

Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahlawan. Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi. Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makin lama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung.

Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita. Kisah-kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah-kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur.

Ketiga teori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang benar.

BENTUK-BENTUK DRAMA
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua
a. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2. Berdasarkan sajian isinya
a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c. Tragedi komedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
c. Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a. Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
c. Tablau, yaitu drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
5. Drama menurut masanya
a. Drama baru, yaitu drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
b. Drama Lama / Drama Klasik, yaitu drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

6. Bentuk-bentuk lain
a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
b. Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan (muncul abad ke-18).
d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan tokoh utama
f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
i. Passie, yaitu drama yang mengandung unsur agama / religius.
j. Wayang,yaitu drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang.

UNSUR-UNSUR DRAMA

 Unsur-unsur pokok naskah drama adalah :
1. Judul : Judul drama yang dibuat semenarik mungkin
2. Prolog : cerita pengantar sebelum drama dimulai
3. Dialog : Percakapan dua orang / lebih dalam drama
4. Monolog : Percakapan seorang diri
5. Babak : Membagi drama menjadi beberapa bagian
6. Adegan : Membagi babak menjadi beberapa bagian
7. Tema : Topik inti drama
8. Setting : Latar drama
9. Alur/plot : Jalan cerita drama
10. penokohan : Pembagian watak tokoh
11. epilog : Cerita penutup yang mengakhiri drama


Sedangkan drama memiliki 2 unsur pokok. Yaitu unsur intrisik dan entrinsik.

 Unsur-unsur intrinsik drama adalah :
1. Alur
Alur/plot adalah jalan cerita drama. Alur ada 3 jenis.yaitu :
• Alur maju
• Alur mundur
• Alur campuran
2. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang yang ditanamkan secara tidak langsung ke dalam benak para penonton drama.
3. Bahasa
Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa dengan tujuan untuk menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan aturan aturan yang ada dalam tata bahasa baku.
4. Dialog
Dialog drama ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik, filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karekter tokoh cerita.
5. Latar
Latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.
6. Tema
Topik drama yang menjadi pokok pembicaraan.
7. tokoh
Tokoh dalam drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah sebebanya istilah tokoh juga disebut karakter atau watak. Istilah penokohan juga sering disamakan dengan istilah perwatakan atau karakterisasi.
berdasarkan peranannya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yakni :
1. Antagonis : tokoh utama berprilaku jahat
2. Protagonis : tokoh utama berprilaku baik
3. Tritagonis : tokoh yang berperan sebagai tokoh pembantu.

Berdasarkan fungsinya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasi menjadi 3 macam juga, yakni :
1. Sentral : tokoh yang berfungsi sebagai penentu gerakan alur cerita.
2. Utama : tokoh yang berfungsi sebagai pendukung tokoh antagonis atau protagonis.
3. Tokoh pembantu : tokoh yang berfungsi sebagai pelengkap penderita dalam alur cerita.

Sedangkan watak tokoh cerita dapat diungkapkan melalui 5 teknik. Yaitu :
1. Apa yang dipikirkan, dirasakan, atau dikehendaki tentang dirinya atau tentang diri orang lain.
2. Lakuan, tindakan.
3. Cakapan, ucapan, ujaran.
4. Kehendak, perasaan, pikiran.
5. Penampilan fisik.

 unsur-unsur ekstrinsik drama 4. yakni :
1. Keadaan subjektifitas individu pengarang (sikap, keyakinan, dan pandangan hidup).
2. Psikologi, meliputi psikologi pengarang, psikologi pembaca, dan psikologi terapan.
3. Keadaan lingkungan di sekitar pengarang (politik, ekonomi, dan sosial).
4. Pandangan hidup suatu bangsa (ideologi)
.........................................
...........................................................
HARI SUCI


A. PENGERTIAN HARI SUCI.

Hari suci adalah hari yang diperingati atau diistimewakan karena adannya keyakinan bahwa hari itu memiliki makna atau fungsi yang penting bag kehidupan seseorang atau masyarakat baik karena pengaruhnya maupun karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pada harin suci umumnya terjadi suatu kejadian istimewa yang berpengaruh pada keselamatan dan kerahayuan umat,sehingga umat tersebut merasa memiliki kewajiban untuk memperingati hari suci itu sendiri. Dan pada hakikatnya semua hari raya merupakan manifestasi penghormatan pada Tuhan yang Maha Esa dengan cara menunjukan perhatian kepada semua makhluk ciptaannya. Baik yang nampak,maupun yang tidak nampak.



B. DASAR PERHITUNGAN HARI SUCI.

Ada beberapa cara dasar perhitungan untuk menentukan hari suci, antara lain sebagai berikut :
1. Sistem perhitungan wara :
Adalah perhitungan yang didasari oleh wewaran. Contohnya perpaduan antara tri wara dan panca wara.
2. Sistem perhitungan berdasarkan Wuku :
Adalah perhitungan yang didasari oleh pawukon. Yakni dari wuku shinta hingga watugunung.
3. Sistem perhitungan berdasarkan Thiti :
Adalah perhitungan yang didasari oleh peredaran bulan. Seperti purnama,tilem,panglong dan penanggal.
4. Sistem perhitungan berdasarkan Karana :
Adalah perhitungan yang didasari oleh pertemuan bulan dan matahari.
5. Sistem perhitungan berdasarkan Naksatra :
Adalah perhitungan yang didasari oleh musim atau yang bersifat musiman.
6. Sistem perhitungan berdasarkan Yoga :
Adalah perhitungan yang didasari oleh letak letak tata surya atau planet-planet di angkasa, mengingat letak planet-planet tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan manusia.
7. Sistem perhitungan berdasarkan Pranatamasa :
Adalah perhitungan yang didasari oleh sasih


c.JENIS-JENIS HARI SUCI.

Ada dua jenis upacara hari suci, yaitu :

A. Nitya karma adalah upacara yang dilaksanakan pada hari suci yang bersifat rutin dan umum untuk dilakukan oleh semua umat Hindu. Seperti yadnya sesa atau ngejot.

B. Naikmitika karma adalah upacara yang bersifat relatif, dilaksanakan menurut tujuan secara khusus dan oleh siapa saja tanpa terikat waktu. Seperti dewa yadnya dan manusa yadnya.


d. prinsip-prinsip pokok hari suci.

Pemujaan atau penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasinya di selenggarakan dengan yadnya. Pelaksaan yadnyta tersebut sudah memiliki ketentuan seperti dalam lontar Sundhari Gama. Hal ini diatur menjadi 5 bagian, yaitu :

1. Hari raya atau Yadnya yang dilakukan setiap hari.
2. Hari raya berdasarkan pertemuan tri wara dan panca wara.
3. Hari raya berdasarkan pertemuan sapta wara dan panca wara.
4. Hari raya berdasarkan pawukon.
5. Hari raya berdasarkan sasih.






A. Hari Raya /Yadnya Yang Dilakukan Setiap Hari.

Sesuai dengan namanya, yadnya ini di lakukan setiap hari. Contohnya para sulinggih melakukan Surya Sewana, umat hindu melakukan Tri Sandya, Tapa Yadnya, Yoga Yadnya, Swadhyaya Yadnya dan Dyana Yadnya. Selain itu yang terpenting adalah Yadnya sesa. Yadnya sesa adalah Yadnya yang dilakukan setiap habis memasak dan d tujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala kekuatannya.


B. Hari Raya Berdasarkan pertemuan Tri Wara dan Panca Wara.

Kajeng Kliwon adalah hari raya berdasarkan pertemuan Tri wara dan Panca wara. Karena kejeng adalah bagian dari Tri wara (Pasah,Beteng,Kajeng) dan Kliwon merupakan bagian dari Panca Wara (Umanis,Pahing,Pon,Wage,Kliwon). Ketika kajeng dan kliwon bertemu, maka di sebutlah hari raya kajeng kliwon yang datangnya 15 hari sekali.


C. Hari Raya Pertemuan Sapta Wara dan Panca Wara.

Anggara Kliwon, Budha Wage, Saniscara Kliwon(tumpek) adalah hari raya berdasarkan pertemuan Sapta wara dan Panca wara. Karena anggara,budha, dan saniscara adalah bagian dari sapta wara sedangkan kliwon dan wage adalah bagian dari panca wara.


D. Hari Raya Berdasarkan Pawukon.

Budha Kliwon Dungulan(Galungan) adalah salah satu contoh hari raya berdasarkan wuku. Karena hanya pada wuku Dungulan tersebut pada hari pertemuan Budha dan kliwon di sebut hari raya Galungan. Jika ada pertemuan budha dan kliwon di wuku yang lain tidak bisa di katakan hari raya Galungan.






E. Hari Raya Berdasarkan Sasih

Siwa Ratri adalah salah satu contoh hari raya berdasarkan sasih. Karena pada hari Siwaratri hanya di rayakan pada Purwaning sasih kapitu. Tidak mungkin hari raya Siwa Ratri di rayakan di purnawing sasih lainnya.
Berenang


Berenang dengan gaya dada.


Renang adalah kegiatan manusia menggerakkan diri di dalam air dalam posisi mengapung tanpa bantuan.

Sejarah

Lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemui di "gua perenang" berdekatan Sura di Mesir barat daya. Rujukan-rujukan bertulis wujud sejak dari 2000 SM. Pada tahun 1538, Nicolas Wynman(Jerman), menulis buku pertama tentang renang.Namun Renang pertama kali dipopulerkan pada tahun 1873 oleh John Arthur Trudgen.


Teknik Berenang

Dasar dari mempelajari berenang adalah meluncur,mengapung,dan teknik bernafas di alam air. Caranya adalah :
A. Meluncur
Berdiri dengan kedua tanganlurus, bungkukkan badan ke depan.
Letakkan kedua kaki pada lantai kolam, hingga badan terdorong ke depan dalam sikap mengembang dan meluncur.
Atau bisa juga dilakukan dengan cara :
Berdiri dengan satu kaki, sedangkan kaki satu yang lain ditekuk dengan telapak kaki menempel pada dinding kolam.
Kedua tangan lurus dan bungkukkan badan ke depan, kemudian tolakkan kaki yang menempel pada dinding sehingga badan terdorong ke dalam sikap mengapung dan meluncur.
Bagi orang yang masih takut, sebelum berlatih meluncur mereka terlebih dahulu menggerakkan kaki sambil duduk di pinggir kolam atau dengan memegang parit kolam dan menggerak – gerakkan kaki.
B.Mengapung
Mengapung dilaksanakan dengan posisi awal berdiri. Mengapung yang dimaksud adalah mengapung di tempat (mengapung jongkok telungkup). Dalam renang yang sangat mendukung teknik mengapung adalah dorongan dan tahanan. Jadi setiap gerakan maju dari seorang perenang, tergantung dari kekuatan tahanan dan dorongan.
Tahanan adalah kekuatan yang menahan perenang untuk kembali yang disebabkan oleh air yang menahannya untuk ke depan
Dorongan adalah kekuatan yang menyebabkan perenang maju yang dihasilkan oleh gerakan kaki dan lengan.
Tahanan dalam renang ada tiga tipe, yaitu :
1. Tahanan depan (frontal resistance)
2. Tahanan gesekan air ( skin tiction)
3. Tahanan pusaran air ( Eddy resistance)
Setiap tahanan yang disebabkan letak badan yang tidak tepat, akan mengurangi kecepatan perenang.

C.Latihan Pernafasan
1. Teknik gerakan pernafasan
a. Sikap Permulaan
Berdiri kongkang di kolam dasar
 Membungkukkan tubuh rata dengan air
Muka menghadap ke depan di antara kedua lengan yang dilurukjan ke depan.
b. Gerakan
Pernafasan dilakukan dengan memutar kepala ke kiri atau ke kokan, sehingga mulut mengambil nafas.
Gerakan tersebut bersamaan lengan searah dengan putaran kepala berada di belakang samping tubuh.
Latihan pernafasan ini dikombinasikan dengan gerakan lengan agar dapat mengatur irama pengambilan nafas.
Pada prinsipnya mengambil udara lewat mulut dengan menghembuskan di dalam air.
2. Cara melakukan gerak dasar mengambil nafas
Lakukan dengan posisi telungkup terapung, dan kedua tangan memegang dinding kolam.
Ambillah nafas melalui mulut dan masukkan muka ke dalam air, mata melihat ke depan sedikit.
Permukaan air di dahi, buang nafas melalui hidung. Setelah itu, putarkan kepala ke samping kanan / kiri berporos leher. Sehingga mulut dan mulut di atas permukaan air.
Buka mulut lalu ambil nafas melalui mulut dengan cepat, lalu masukkan muka ke dalam air dan buang nafas di dalam air.


Alat-alat bantu renang seperti papan stirofom boleh membantu anak-anak belajar berenang.

Risiko Berenang
Berenang umumnya dianggap sebagai suatu kegiatan kesihatan yang berisiko rendah, berbanding dengan olah raga yang lain. Namun ternyata terdapat beberapa risiko dari kegiatan berenang yaitu:
• Tenggelam
• Terkena batu karang hingga terluka
• Air terhirup hidung sehingga sulit bernafas
• Keram otot
• Flu karena terlalu lama di dalam air
Fungsi Berenang
Ada beberapa fungsi berenang. Yaitu :
1. Meningkatkan kualitas jantung dan peredaran darah
Jantung merupakan organ tubuh yang memompa darah agar mengalir ke seluruh tubuh, sedangkan darah tersebut mengangkut sari – sari makanan dan oksigen sehingga terjadi proses pembakaran serta menghasilkan energi yang diperlukan untuk bergerak.
2. Meningkatkan kapasitas vital paru – paru
Paru – paru berfungsi untuk mengambil oksigen yang sangat diperlukan dalam proses oksidasi (pembakaran). Renang akan melatih kerja paru – paru dan meningkatkan kemampuan paru – paru untuk mengambil oksigen yang banyak. Dengan terpenuhinya oksigen maka proses pembakaran dalam tubuh menjadi lancar sehingga energi yang diperlukan dapat terpenuhi.
3. Mempengaruhi otot
Ketika berenang akan terjadi gerakan otot yang dinamis dan oto akan bekerja terus menerus. Hal ini kan membuat serabut otot bertambah banyak dan bertambah kuat. Sehingga otot – otot tubuh akan kelihatan lebih berisi / padat.
Perkembangan selular di indonesia


Generasi pertama (1G) menggunakan banyak standart dan umumnya masih tergolong analog, seperti Address Resolution Protokol (ARP), Nordic Mobile Telephone (NMT), dan yang paling populer Advanced Mobile Phone Service (AMPS). Kemampuan teknologi 1G hanya dapat melayani komunikasi suara.
Kemudian generasi kedua (2G) menggunakan teknologi digital (GSM da CDMA), sudah dapat melayani suara secara digital. Selanjutnya yang saat ini masih digunakan, generasi 2,5G sudah ada layanann GPRS dan pesan multimedia (MMS) dan EDGE untuk ponsel GSM dan layanan akses internet, video streaming, transfer data antar pelanggan operator CDMA.
Perkembangan kemampuan layanan teknologi GSM. 1G hanya percakapan suara. 2G sudah termasuk didalamnya layanan pesan multimedia (MMS)+GPRS untuk mengakses internet dan transfer data dengan kecepatan 30-40 kbps yang kemudian disempurnakan dengan EGPRS (atau disebut juga EDGE) dengan kecepatan tiga kali lipat dari GPRS. 3G selain data diatas juga mendukung video call, akses internet cepat, video streaming, download konten (video, musik, game, software).
Generasi ketiga adalah 3G. Teknologi 3G memungkinkan pelanggan menikmati beberapa layanan berbeda secara bersamaan dalam satu ponsel, misalnya layanan video teleconference, dimana pengguna dapat melakukan rapat dengan rekan bisnis tanpa harus bertemu langsung, karena layanan ini memberikan pengguna kemudahan berdiskusi secara tatap muka, sambil mengirim surat atau doumen melalui ponsel dalam waktu bersamaan.
Perbaikan utama pada teknologi 3G dalam hal bertambahnya kecepatan transfer data mencapai 384kbps-2,4Mbps (teknologi WCDMA pada GSM) atau 384kbps-2,4Mbps (teknologi 1xEV pada CDMA). Sehingga memungkinkan operator selular untuk menawarkan lebih banyak layanan kepada pelanggan mereka. Selain itu, pengguna teknologi 3G bisa mendapatkan kualitas suara dan akses data menjadi jauh lebih baik dari generasi sebelumnya yang memiliki fasilitas lebih besar (2,5 kali dibandingkan GSM).